Wednesday, May 4, 2011

LEKESAN


Bagi umat Hindu mungkin tidak asing lagi mendengar istilah "Lekesan". Ya, Lekesan hampir slalu ada disetiap banten sesajen upacara ritual di Bali. Namun cara menyajikannya (Bali:nanding) berbeda menurut tempat, tradisi dan kondisi suatu daerah.
Kalau yang dibuat dan dijual oleh I Gusti Ayu Mersiani di Singaraja adalah berdasarkan pesanan yang dijual ke Denpasar, yaitu berbentuk kerucut (kojong) langsung dari 2 lembar daun sirih yang kemudian di dalam lubang kerucutnya dimasukkan kapur (pamor gambir),tembakau dan irisan buah pinang.
Lekesan untuk sebagian masyarakat Bali Selatan dihaturkan disetiap Pelinggih/Stana Bhatara-Bhatari yang ada dilungkungan rumah masing-masing terutama di pagi hari disertai dengan persembahan kopi sebagai tanda puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya.
Lekesan tersebut menghantarkan doa sang pemuja untuk terhindar dari kesalahan, karena dalam rangkaian Lekesan terkandung makna simbol dari Brahma (buah pinang), Wisnu (daun sirih) dan Siwa (pamor gambir) sehingga si pemuja mencapai rahmat Tuhan yang melimpah. Sedangkan tembakau melambangkan makanan/persembahan itu sendiri yang menyiratkan kesejahteraan.

Nah, untuk keperluan buah pinang dan Lekesan versi ini bisa dipesan melalui Hp. 081338234354, 08155787597 a.n. Ibu I Gusti Ayu Mersiani, atau email ke: widiananda06@yahoo.co.id, mersiku2011@gmail.com.

Terimakasih/Matur Suksma.

Monday, May 2, 2011

Bunga Kenanga/Sandat


Bunga Kenanga atau lebih dikenal dengan nama Sandat di Bali umumnya digunakan sebagai sarana sembahyang setiap harinya karena selain keindahannya juga harumnya yg khas wangi justru semakin semerbak tatkala bunganya semakin layu. Juga keharuman Sandat sangat cepat menghantarkan seseorang pada konsentrasi magis dan spiritual yang ingin dicapai.
Di Kabupaten Buleleng bunga Sandat dihasilkan/dipetik setiap hari secara bergilir dari 1 pohon ke pohon yang lainnya.
Saat ini harga 1kg (sekitar 1000 biji kembang) Sandat mencapai Rp.50.000,- sampai Rp.70.000,-
Sedangkan harga eceran di pasar tradisional per biji mencapai Rp.500,-
Jumlah yang bisa dihasilkan di Kabupaten Buleleng mencapai 100-200 kg/hari.

I Putu Bisama Widiananda


Tatapan masa depan penuh gemilang. Hare Rama.

Modif-ku


Sudut pandang yg menyenangkan. Dijual!